Jumat, 24 Agustus 2012

Gerbang Gadjah Mada . . .

Gerbang Gadjah Mada

              "Surganya anak berada pada keridhoaan orangtua" mungkin kata2 ini yang mengajakku kembali masuk menjadi bagian dari keluarga besar Gadjah Mada.
               Ya Rabb . . .jadikan setiap langkahku disini penuh makna, teguh membawa ideologi Islam, berjuang untuk Islam sebagaimana perjuangan Patih Gadjah Mada memperjuangkan Islam hingga masuknya aku kembali ke Kampus Gadjah Mada ini tidak sekedar menjadi label, tetapi menjadi salah satu kekuatanku untuk ikut serta mengembalikan kejayaan Islam ini karena "tidak akan menjadi baik generasi akhir ummat ini kecuali dengan segala hal yang telah menjadikan baik generasi awal ummat ini".

Gadjah Mada adalah seorang Muslim


Jejak Pasukan Elit Muslim Majapahit dari Bali hingga Australia



Fakta Historis bahwa Patih Gajah Mada adalah muslim       
    Mengagumkan, ternyata wilayah Majapahit lebih luas dari yang diperkirakan selama ini oleh sejarawan. Riset terbaru tentang penempatan prajurit Majapahit di luar Jawa menemui fakta yang menakjubkan. Uniknya, pleton-pleton kawal Majapahit beranggotakan prajurit beragama Islam. 

Adanya penempatan prajurit Majapahit di Kerajaan Vasal (bawahan) yang terdiri dari 40 prajurit elite beragama Islam di Kerajaan Gelgel-Bali, Wanin-Papua, Kayu Jawa-Australia Barat, dan Marege-Tanah Amhem (Darwin) Australia Utara pada abad ke 14.




Jama'ah Haji asal pulau sumbawa



Pembentukan Satuan Elite, Pabrik Senjata dan Dinar Emas



   
Mushhaf tertua di Bali


Menurut “Hikayat Raja-raja Pasai,” ketika Majapahit menyerang Pasai, dan dipukul mundur (1345), lalu menyerang kembali dan meluluh lantakan istana Sultan Ahmad Malik Az-Zahir (1350), Gajah Mada yang juga seorang muslim, membawa tawanan orang Pasai yang terdiri dari para ahli, insinyur lulusan Baghdad, Damaskus dan Andalusia.

Setibanya di Majapahit, Gajah Mada membebaskan tawanan tersebut setelah bernegosiasi dengan Prabu Hayam Wuruk. Kemudian orang Pasai ini bekerjasama dengan Gajah Mada untuk membangun kejayaan Majapahit. 

Sebagai balas jasa, Majapahit memberi otonomi kepada Kerajaan Pasai Darussalam, dan menempatkan orang Pasai di komplek elite di ibukota Majapahit–Trowulan. Hal ini dibuktikan, pada 1377 Majapahit menghancurkan Kerajaan Budha Sriwijaya dan menguasai seluruh Pulau Sumatera, kecuali Pasai.

Dengan adanya orang Pasai yang ahli dalam bidang tempa logam, baik itu baja maupun emas, maka didirikanlah bengkel senjata dan alat pertanian yang sempurna (standar baja Damaskus). Saluran irigasi model Andalusia di Trowulan dan pabrik koin dinar emas Majapahit. Seiring dengan perluasan wilayah Majapahit untuk mewujudkan ”Sumpah Palapa,” Gajah Mada membentuk pleton-pleton khusus yang didominasi oleh prajurit Islam


Prajurit Islam Majapahit di Bali

Pertanyaannya : Kenapa Hayam Wuruk mengirimkan pleton prajurit Islam untuk mengawal negeri bawahan Majapahit ?

Jawabannya: Pertama, Gajah Mada (wafat 1364) telah membangun sistem perekrutan satuan tentara elite yang beranggotakan prajurit Islam, dibekali dengan senjata pamungkas, dan berperang sesuai dengan sunnah Nabi Muhammad Shallallahu 'alaihi Wasallam.

Kedua, Prabu Hayam Wuruk diduga telah mengetahui bahwa Gajah Mada bukan Sudra, melainkan seorang Muslim. Kemungkinan info yang rahasia ini diperoleh dari Ibunda Ratu Tribhuwana Tunggadewi.

Untuk menghormati Gajah Mada, beliau tidak mencerai-beraikan pleton-pleton Muslim yang berjumlah 40 orang, karena dalam Madzhab Imam Syafi’i, syarat minimal untuk mendirikan sholat Jumat adalah 40 orang.

Ketiga, kemampuan tempur 40 orang prajurit Islam dapat menghancurkan 200-400 orang tentara reguler musuh. Karena mereka dibekali kemampuan militer yang menguasai berbagai jenis senjata. Hal ini dibuktikan dalam perang mempertahankan Puri Buleleng dari serbuan pasukan gabungan dua Kerajaan Mengwi dan Badung, yang terletak di Bali Selatan.

Keempat, Hayam Wuruk kagum atas kesetiaan dan ketetapan janji orang Islam. Mereka tidak terpengaruh godaan harta, wanita dan tahta yang bukan haknya. Mereka tidak pernah mabuk, berjudi, maling dan berzina (kebiasaan buruk di Majapahit adalah mabuk dan berjudi, dan agak permisif dalam hal seks).


Panutan mereka adalah Gajah Mada

Prajurit Islam Majapahit di Wanin – Papua


Saat Prof. JH Kern dan NJ Krom meneliti kitab Nagarakertagama yang ditemukan (dijarah) oleh JLA Brandes dari istana Cakranagara, Lombok (1894). Prof. Kern dan Krom, 1920, mendapati fakta bahwa kekuasaan Majapahit di Papua Barat dibuktikan dengan adanya penempatan prajurit Islam di Wanin – Papua.

Berdirinya Kerajaan Wanin di Fak-fak hingga Biak merupakan vasal Majapahit. Sampai sekarang, Raja-raja dan rakyat di Wanin dan Fakfak sangat kental nuansa Islamnya dan sangat fasih menghafal ayat-ayat suci Al-Qur’an.


Prajurit Islam Majapahit di Marege – Australia

Sejarah resmi negeri kangguru, sepertinya harus segera direvisi. Sebab Prof. Regina Ganter, sejarawan dari University of Griffith, Brisbane, Australia–belum lama ini meriset suku Aborigin Marege yang berbahasa Melayu Makasar.

Marege adalah desa kuno di tanah Arnhem, di daerah Darwin, Australia Utara. Regina mendapat fakta yang menakjubkan, bahwa komunitas Muslim kuno Aborigin berasal dari Kerajaan Gowa Tallo, Makasar, sudah ada sejak abad ke 17 (1650 an), dan menyebarkan Islam di Australia Utara hingga ke desa Kayu Jawa di Australia Barat.

Orang Marege hingga hari ini menyebut rupiah untuk kata ganti uang, padahal mata uangnya adalah dollar. Juga menyebut dinar untuk koin emas Australia.

Di tanah Arnhem, Marege, orang Makassar berhubungan dengan suku Aborigin, menikah dan berketuruna membentuk komunitas Aborigin Muslim. 


Ketika orang Inggris menjajah rayah desa Marege dan desa Kayu Jawa, mereka nyaris menghancurkan budaya Islam suku Aborigin Marege pada abad ke 20 seiring arus Westernisasi di negeri Kanguru.

Karya seni Marage banyak yang diboyong ke Eropa. Orang Marege menyebut orang Inggris sebagai ’Balanda’, sedangkan orang Kayu Jawa menyebutnya ’Walanda,’ dan perang melawan orang Inggris disebut ’Jihad Kaphe.’ Indonesia banget bukan?

Dinukil dari tulisan Sufyan Al-Jawi Arkeolog di Numismatik Indonesia(adnan nafisa/lasdipo.com)

Tidak ada komentar:

Ya ALLAH . . .berilah aku sebuah hati yang sungguh mencintai-MU, sehingga aku dapat mencintainya dengan cinta-MU, bukan mencintainya sekedar cintaku . . .